Penderitaan anak tunarungu berpangkal dari kesulitannya mendengar, sehingga pembentukan bahasa sebagai salah satu cara berkomunikasi menjadi terhambat. Untuk itu diperlukan sebuah media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka dan media pembelajaran yang dibuat harus mengedepankan fungsi dari indera pengelihatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sebuah media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tunarungu dan media pembelajaran itu bisa digunakan dimana dan kapan saja. Dengan melihat perkembangan teknologi yang sangat signifikan sehingga peneliti ingin menerapkan media pembelajaran tersebut kedalam sebuah perangkat gerak (smartphone). Isi dari aplikasi ini berupa teks, gambar dan video, dimana video yang ada hanya memuat isyarat pokok dan abjad jari. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Extreme Programming (XP) menurut Kent Beck yang terdiri dari 5 tahapan yaitu : perencanaan, perancangan, kode program, pengujian dan peluncuran. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi bahasa isyarat yang dibuat pada platform Android. Keyword : Android, Extreme Programming, Tunarungu
|